TANGERANG - Mimpi atlet
karate Indonesia, Maya Sheva, untuk dapat berlaga dalam ajang Asian Games 3 tahun lalu terhenti. Maya mencurigai adanya permainan politik dibalik kegagalannya menjadi
anggota PELATNAS untuk ajang bergengsi se-Asia Tenggara tersebut.
Sumber gambar : Mayasheva instagram |
Maya Sheva harus dapat menelan rasa kekecewaannya atas keputusan PB FORKI yang tidak meloloskannya sebagai atlet PELATNAS yang akan bertanding dalam ajang Asian Games 2018. Menurut Maya, kesuksesannya dari PON 2016 dalam menyumbang medali emas dan perunggu untuk DKI Jakarta seharusnya dapat menghantarkannya pada perhelatan Asian Games 2018.
“Jadi kemarin hasil PON,
seharusnya kemarin itu aku masuk PON di 2016 aku nyumbang untuk DKI Itu emas
dan perunggu. Seharusnya aku masuk untuk PELATNAS SEA Games dan Asian Games
untuk tahun ini. tapi karena ada satu dan lain hal yang aku gatau dari
kepengurusan di atas itu seperti apa sampai akhirnya tidak terpilih, karena ada
politiknya mungkin, gatau ya", ujarnya.
Perempuan kelahiran 1994 ini
menyayangkan adanya tindakan yang tidak sportif antara anggota pengurus. Maya
menilai anggota pengurus tidak memberikan hak yang seharusnya didapatkan oleh
atlet yang memang berhak mendapatkannya. Ia mencurigai adanya permainan politik
dibalik hal tersebut.
“Jadi itu dia yang disayangkan
dari dunia olahraga itu ga sportif kalau menurut aku, yang seharusnya memang
haknya itu tidak diberikan, tapi mungkin ada kepentingan tertentu”,
katanya.
Maya mengaku merasa dirugikan
dengan adanya hal tersebut. Walaupun begitu, ia tetap ingin dapat bermain di
ajang Asian Games selanjutnya.
“Aku dirugikan oleh kepentingan
orang lain, tapi kalau untuk masih pengen, pengen banget, jadi next ya aku
sekarang fokus kedepan ini ya PON dulu karena dari PON ini kan aku bisa ke PON
atau Asian Games”, aku Maya kepada Ben Sport.
Selanjutnya Maya berpesan agar
kedepannya tidak ada campur tangan politik dalam olahraga. Tindakan pengurus
yang mementingkan daerahnya, dianggap akan merugikan para atlet berprestasi
yang seharusnya dapat menerima hak atas jerih payah mereka.
“Jangan berpolitik di dunia
olahraga dong. Maksudnya keringet para atlet ditumpahkan memang untuk dia
berprestasi jangan sampai dia putus asa karena kepentingan politik orang. Itu
aja kepentingan-kepentingan orang-orang pengurus yang mungkin mementingkan daerahnya.
Karena atlet-atlet yang berprestasi dirugikan dan tidak tersampaikan lah hak
dia untuk berprestasi”, jelas Maya mengenai kondisi politik ekonomi di dunia
karate Indonesia.
Komentar
Posting Komentar